Puisi
Hai tuan ufuk
Bisakah kau turunkan hujan terus menerus
Agar aku bisa membentang diantara gunung dan air terjun setelahnya
Memandangimu melukisku satu demi satu warna diantara aku
Bisakah aku memujamu layaknya kamu memujaku?
Mengagumi keindahanku yang tak bisa kau sentuh
Aku merindukamu tuan ufuk,
Merindukan kamu mengagumiku disela warna-warniku
Kau sorot sederet sinar mentari
Kau buatku semakin berkilau
Semakin kau kagumi dan bodohnya aku yang tidak peduli usahamu
Hanya dapat bangga terus dikagumi
Tuan ufuk
Kali ini aku ingin memujamu
Membentang hanya diantaramu
Dinikmati hanya olehmu
Sudikah kau membentangkanku pada ufukmu
Sudikah kau menikmati aku sendiri saja
Sudikah kau biarkan aku bercengkrama denganmu lewat semilir angin dan rintik hujan
Kemudian aku menjadi ada
Komentar
Posting Komentar